Ilustrasi gambar: widiutami.com
Bermusim-musim
Yang mengukir panas meranggas dalam kemarau panjang
Yang membalut dingin dalam deras penghujan dan
membanjiri tanah ladang juga permukiman
Aku lantunkan mantra suci dalam bingakai indah
:Shalawat untukmu
Untuk junjunganku, sang insan kamil
:Kanjeng Rasul Muhammad, kekasih Allah
Adakah ini sebentuk kasih dan cintaku padamu?
Bermusim-musim
Dalam siklus kehidupan yang terus menggelinding
Kujumputi pandu firman dan sunahmu
Seperti kau pesankan lewat para sahabat penyambung risalah
Adakah ini sebentuk kasih dan cintaku padamu?
Sungguh, ini belumlah sebanding dengan cintamu kepadaku dan
berjuta-juta umat yang kelak berharap syafaatmu
Betapa kau cintai umat ini
hingga di akhir hayatmu
Betapa kau cintai umat ini
hingga Izrail menarik ruh dan memisahkan dari jasadmu
Yang membuat Jibril dan para khulafa'urrasyidin
Tak sanggup menatap kepedihan sakaratul maut yang menimpamu
Di saat ruh perlahan meninggalkan jasadmu
Bukan surga yang kau harap
Meski pintu-pintunya tlah terbuka lebar menunggu kehadiranmu
Namun, yang menggantung di pilkiran dan ingatanmu:
"Umatku ...umatku ...umatku!"
Kini, tinggallah jejak risalah yang Kanjeng Rasul tinggalkan
Yang jadi tuntunan hamba dan umat
Merindukan bisa berdampingan di taman surga
Adakah ini juga untukku?
Ya Robii .... Ya Robbal 'alamin
Bimbing hamba dan berjuta-juta umat ini
Menemukan dan mengikuti jejak Kanjeng Rasul junjungan kami
Hingga sampai di pintu surga-Mu
Gresik, 12 Rabi’ul Awwal 1443/19 Oktober 2021
No comments:
Post a Comment