Hari ini,
Seperti kau tanam berpuluh-puluh tahun
Benih sumpah itu masih saja menggaung
Terpatri mati, terkunci dalam hati, mengabadi
Seperti kau mau dalam sumpahmu:
Satu utuhnya negeriku
Satu utuhnya bangsaku
Terbalut mesra dalam bahasa yang satu
Hari ini,
Setelah berpuluh-puluh tahun
Benih sumpahmu tak lagi bertumbuh seperti kau mau
Anak-anak muda tak lagi bangga dengan negerinya
Anak-anak muda tak lagi tahu di mana harus berpijak
Terbius fakta yang tak lagi menginjak tanah
Seperti keranjingan setan
Tak peduli dia polisi hingga para pengadil
Tak peduli dia bupati hingga para menteri
Terseret arus badai, asyik bercerai dalam partai-partai
Beramai-ramai berkerumun dalam kenduri korupsi
Tak pernah grogi karena merasa terlindungi
Hari ini,
Aku dengar menggema sumpah serapa
Bukan lagi sumpah agungmu yang mendunia
Dari semua yang jelata dan melata
Di bumiku, di bumimu yang diporakporandakan (*)
No comments:
Post a Comment