![]() |
Ilustrasi: teropongsenayan.com |
Kuhirup
pagimu ketika jalanan belum terjajah sesaknya lalu lalang kendaraan
Kabut juga masih leluasa melintas di ruang-ruang nan terbuka
Kupeluk kesejukan ketika sebagian besar wargamu masih terlelap dalam mimpi masing-masing
Pun, gerimis yang mengetuki kaca jendela kamar
Kabut juga masih leluasa melintas di ruang-ruang nan terbuka
Kupeluk kesejukan ketika sebagian besar wargamu masih terlelap dalam mimpi masing-masing
Pun, gerimis yang mengetuki kaca jendela kamar
Mengirim
aroma segar, peluruh kepenatan di jidat yang nyaris tersandera
Mengunya anugerah Tuhan di tengah berhala yang beranak-pinak
Mengunya anugerah Tuhan di tengah berhala yang beranak-pinak
Pagi ini, kugoreskan mimpi akan kejayaan negeriku
Di tengah aksi para politisi mengobral janji
dan berebut simpati dalam hajatan
yang
mereka sebut:
#Pesta Demokrasi
Pesta yang berujung pada perebutan kursi dan tahta kekuasaan
#Pesta Demokrasi
Pesta yang berujung pada perebutan kursi dan tahta kekuasaan
Tak
peduli, sekalipun syahwat politik banyak menelan tumbal
Aku
saksikan di banyak sudut negeri ini
Kepedihan
tergores karena kedaulatan yang tergadai
Juga
menguapnya tambang emas dan aneka sumber hayati ke negeri seberang
Oleh
binal dan serakah para cukong yang liar berhamburan
Hingga nyaris menghapus jejak peradaban yang dulu pernah jaya
Hingga nyaris menghapus jejak peradaban yang dulu pernah jaya
Jakarta, di pundakmu memang terpanggul berjuta beban
Namun
di lehermu tergantung berjuta harapan
Harapan lahirnya perubahan dan perbaikan semai kehidupan
Karena, kaulah rahim dan pusaran berbagai kebijakan
Tempat para petinggi negeri ini merancang masa depan bangsa
Harapan lahirnya perubahan dan perbaikan semai kehidupan
Karena, kaulah rahim dan pusaran berbagai kebijakan
Tempat para petinggi negeri ini merancang masa depan bangsa
Jakarta, Maret 2019
No comments:
Post a Comment