![]() |
Ilustrasi: WordPress.com |
Kupilih panggung ini
Untuk menghidupkan malam agung yang sunyi
Sunyi karena dedaunan yang khusuk merunduk
Sunyi karena gunung-gunung yang tegak mengawal
pintu langit
Sunyi karena angin yang pulas, siap berkabar menjelajah
angkasa raya
Juga temaram gemintang yang terjaga menyambut
titah Sang Penguasa Semesta
Di tengah gemuruh hati yang kerap gelisah
Di tengah liar pikiran yang berkejaran
Di tengah nyinyir lidah yang tak pernah enggan
bersilat
Dalam bingkai lisan yang berbusa dusta
Dan di sepenggal jejak kaki yang muram dan
berdekil
Yaa Robbii ....
Jikalau Engkau takdirkan aku bisa berlabuh di
malam qadar-Mu
Maka, janganlah Engkau condongkan hati ini
Karena ingin mereguk indah surga-Mu
Juga jangan Engkau palingkan hati ini
Karena ingin menghindari murka neraka-Mu
Namun, Yaa Robbi ....
Hamba ingin berlabuh di malam agung ini
Karena luasnya pintu ampunan yang Engkau bukakan
: untukku
Maka, tak kan lelah bibir ini bermohon ampunan
Karena timbunan dosa yang terus menggunung
Dan dalam lirih bibir yang berlumur dusta
Aku munajatkan asa:
Allahumma
innaku ‘affuwun
tuhibbul
‘afwa, fa'fu ‘anni
Gresik, 29
Ramadan 1440 H/3 Juni 2019
No comments:
Post a Comment