![]() |
Saya dan Pak Zayyin ketika menjalani rawat inap di Rumah Sakit Semen Gresik. |
Nama lengkapnya Muzayyin Syarifuddin Imam. Tapi,
saya biasa menyapanya Pak Zayyin. Sementara orang lain ada yang suka memanggilnya
Ustad Muzayyin. Ada pula yang senang dengan sapaan Abah Muzayyin. Juga tidak
sedikit yang menyapanya Yai atau Kiyai Haji Muzayyian. Dan, dia tidak pernah mempermasalahkan aneka
sapaan atau panggilan yang ditujukan kepadanya. Asal komunikatif, oke sajalah.
Itulah sosok sederhana dan bersahaja yang telah
puluhan tahun saya kenal. Sejak sekolah dasar (SD) tahun 1980-an saya sudah
berinteraksi dengan Pak Zayyin yang ketika itu secara rutin mengisi pengajian
di masjid Al-Huda di desa kelahiran saya, Lebaniwaras, Kec. Wringinanom, Kab.
Gresik. Interaksi lewat pengajian tafsir Al Quran yang diasuhnya bahkan terus
terjalin hingga 2-3 bulan terakhir sebelum Allah SWT, Tuhan Yang Mahakuasa atas
makhluk-Nya, memanggilnya, Selasa (19/12/2017), tepat pukul 05.00 WIB. Innalillahi wainna ilaihi roji’un.
Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu ‘anhu ….
Ngangsu
kaweruh alias ngaji
ke Pak Zayyin sebenarnya bukan saja saya lakukan ketika masih anak-anak hingga remaja
di desa. Sejak 1989 kami juga mengembangkan pengajian tafsir Al Quran ini ke
kota Gresik, tepatnya di rumah H. Tamam Mubarok, mantan anggota DPRD Gresik
tiga periode. Di rumah yang juga berfungsi sebagai kantor percetakan “Cahaya
Suci” ini pengajian rutin bulanan dilaksanakan dengan peserta para karyawan
perusahaan itu dan beberapa karyawan PT Petrokimia Gresik. Dari sini pengajian
lalu mengalir ke beberapa lokasi di Gresik kota.
Saya sempat putus kontak dengan Pak Zayyin dan
pengajian relative lama itu ketika saya pindah tugas dari perusahaan tempat
saya bekerja ke Malang dan Jakarta hingga akhirnya di Surabaya. Alhamdulillah, beberapa tahun terakhir,
kami dipertemukan kembali dalam kajian rutin bersama jamaah masjid At-Taqwa di
Perum GKGA Gresik, dua kali sebulan.
Karena sakit yang dideritanya, sekitar tiga bulan terakhir ini kajian rutin yang diasuh Pak Zayyin di masjid At-Taqwa diliburkan. Namun, dalam kondisi sakit Pak Zayyin masih rajin kirim pesan-pesan bijak dalam bentuk tulisan via WhatsApp (WA). Ilmu dan nasihat keagamaan serasa tak ada putusnya, terus mengalir, yang dikemas dalam nasihat bernas yang disampaikan Pak Zayyin kepada saya. Terakhir saya bertemu langsung dengan pria asal Sukodadi, Lamongan ini di Rumah Sakit Semen Gresik ketika ia menjalani rawat inap.
![]() |
Para penakjiyah di rumah duka. |
No comments:
Post a Comment