![]() |
Saya, Mas Suharyo, Mas Tom, dan Mas Yusron, setelah mengecek perseiapan lokasi seminar. |
Aura kehebatan para sahabat saya begitu jelas terpancar dari
wajah dan sorot mata mereka. Sesuai
janji yang kami sepakati, Jumat (1/12/2017) malam kami bertemu di gedung Wahana
Ekspresi Poesponegoro (WEP). Di gedung yang berlokasi di Jl. Jaksa Agung
Suprapto, Gresik ini, kami bertemu dengan tiga sahabat saya: Mas Yusron
Aminulloh, Mas Suharyo, dan Mas Teguh Wahyu Utomo yang biasa saya sapa Mas Tom.
Tiga serangkai sahabat saya itu adalah para trainer hebat di Menebar Energi Positif (MEP). Entah, sudah berapa ratus ribu guru, mahasiswa, siswa SLTA, juga para karyawan perusahaan dan pegawai instansi pemerintah di berbagai penjuru negeri ini yang sukses berkat tangan dingin dan magnet pemikiran positif mereka. Seperti tak pernah lelah, mereka berkeliling melayani seminar atau pendidikan dan pelatihan (Diklat) kepenulisan. MEP memang meneguhkan dirinya sebagai salah satu pengembang dan pejuang literasi di negeri ini.
Mas Yusron Aminulloh yang adik kandung Cak Nun (Emha Ainun
Nadjib) adalah master trainer dan bos atau owner MEP. Sementara Mas Suharyo dan Mas Tom trainer-trainer
andal di MEP. Ketiganya juga jago menulis dan sudah puluhan buku lahir dari
ketiganya. Ini belum termasuk puluhahn judul buku yang terbit dari para peserta
Diklat yang mereka tangani.
Sabtu (2/12/2017) adalah agenda mereka untuk membakar semangat sekitar 1.500 guru PAUD se-Kabupaten Gresik, Jatim. Karena itu, sekitar tiga pekan sebelum hari H, Mas Yusron kontak saya berpesan agar Jumat malam (H-1) kami bisa cangkruk untuk ngobrol bareng.
“Ya, itung-itung reuni tipis-tipislah,” kata Mas Yusron kala
itu.
Tanpa menawar, dengan senang hati saya pun menyambut baik
tawaran itu. Dan, sesuai kesepakatan, kami bertemu di gedung tempat seminar
sekaligus mengecek persiapan bagian perlengkapan. Ya, seperti
Mas Yusron bilang, pertemuan berempat kami boleh dibilang sebagai ajang reuni tipis-tipis.
Kami pernah dipersatukan dalam perusahaan dan profesi yang
sama sejak tahun 1990-an di Harian Sore Surabaya
Post, hingga koran yang sempat menjadi yang terbesar di Surabaya dan Jatim
ini, sebelum akhirnya dilikuidasi tahun 2002. Kami waktu itu sama-sama sebagai
jurnalis (wartawan) dengan spesialisasi berbeda.
Saya merasa bersyukur bisa silaturrahim dengan ketiga
sahabat saya tersebut. Sebab, selain sebagai trainer andal di MEP, mereka termasuk orang-orang hebat di bidang yang
berbeda. Mas Yusron yang sebagai bos
MEP. Mas Suharyo, selain trainer adalah seorang mubaligh dan Ketua Pimpinan
Daerah Muhammadiyah (PDM) Kab. Lumajang. Sementara Mas Tom selain penulis dan
trainer andal, juga dosen di salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) di
Surabaya. Semoga energy positif terus
dan terus memancar di antara kami dan memberikan sumbangsih positif untuk
negeri ini.
Gresik, 3 Desember
2017
Alhamdulillah, p Hartoko bisa bertemu dengan orang-orang hebat itu. Semoga suatu saat saya juga bisa belajar dari mereka.
ReplyDeleteAlhamdulillah, matur nuwun Prof. Moga-moga kita tertulari oleh virus kebajikan yg selalu mereka tebarkan.
Delete