Aku
saksikan dengan mata telanjang dan batin
yang
kian letih
Betapa
tangan-tangan murka penuh angkara
Menyoyakmu
Penuh
keserakahan tak berbatas
Perlahan
menggerogoti dan mematahkan satu dari dua sayap kekarmu
Nyaris
bibir ini tak mampu mengeja kata
Apalagi
merenda pesan yang mengendap-ngendap di hati
Nyaris
kaki ini tak mampu mengayun langkah
Apalagi
mengejar asa yang terbentang di jagat semesta
Nyaris
tangan kecil ini tak kuasa merengkuh
Apalagi
memelukmu erat-erat
Meski
hanya sekadar mendulang simpati
:untukmu
Garudaku,
Patah
sayapmu membuat cakrawala
Tak
bisa terhinggapi dan terasa lengang
Angkasa
raya yang memayungi negeri ini juga
Nyaris
tak mampu menimang kemolekanmu
Hingga
melelehkan hujan kepedihan yang termat pedih
Tahap
demi tahap para pecoleng dan perompak bersatu
Mengerat
sendi-sendi kekuatan dan
melunturkan
kesaktianmu mengawal negeri
Lewat
siasat sistematis yang seolah-olah legal
dan
berlindung di balik undang-undang
yang
sekali lagi, seolah-olah formal dan sah
Garudaku,
Aku
lihat
Aku
rasahakan dengan batin yang letih
Sayapmu
tak lagi bisa melesatkan dan membawamu menerobos
Tebalnya
dinding keangkuhan dan kepongahan
Tetapi
….
Dengan
asa membara yang terpahat di dinding hati anak-anak negeri
Aku
yakin
Aku
yakin, Garudaku
Mata
tajammu mampu menembus gulita negeri ini
Cengkeram
cakar dan kokok paruhmu
Mampu
merobek-robek dinding keangkuhan dan kepongahan
Dan
mengembalikan kejayaan negeri dan bangsa ini
yang
kini nyaris diporakporandakan
Garudaku,
Di
dadaku terpati mati dan berkobar harapan
yang
tak pernah padam
Gresik, 9 Juli
2017
No comments:
Post a Comment