Anak
muda ….
Kupahatkan
kesejukan di wajah kalian, di malam yang tak pernah letih
Oleh
gempita musik cadas yang menghentak di sudut jantungmu
Oleh
sergapan tarian wanita-wanita binal
yang
nyaris telanjang dan mengendap-ngendap di kelopak mata
Sekali
lagi, kupahatkan kesejukan di wajah kalian, di malam yang tak pernah letih
Bukan
gundukan pasir putih di batas pantai ini
yang
berdiri rapuh oleh sapuan ombak yang pasang
Meski
tak pernah kutahu siapa kalian
Meski
tak pernah kukenal siapa ibu-bapak kalian
Meski
tak pernah kutahu di bumi mana kalian berpijak
Seperti
malam mini,
di
sepanjang jalan yang menjadi saksi tercerabutnya nyawa dari raga yang murka
Bukan
satu atau dua
Bukan
sepuluh atau dua puluh
Bukan
lima puluh, tujuh puluh, atau sembiilan puluh
Bukan
…bukan itu
Jumlahnya
jauh lebih dari itu
Tidak
kurang 201 jiwa melayang sia-sia
Oleh
dahsyatnya ledakan bom yang serakah
Di
semarak pesta pora: Sari Club dan Paddy Pub yang tak pernah tidur
Kini,
Setelah
mereka terjajar dalam monumen kelam: Ground Zero
Masihkah
pesta pora semarak angkara terus bersemayam
Di
jiwa dan raga yang nyaris tak mengenal Tuhan?
Anak
muda …
Kupahatkan
kembali kesejukan di wajah kalian, di malam yang tak pernah letih
Dalam
balutan peradaban seperti aku punya
Denpasar-Surabaya,
Desember 2012
No comments:
Post a Comment