Oleh
Dr Ali Musri Semjan Putra, MA
•
Pendahuluan
Segala
puji bagi Allah, shalawat dan salam buat nabi kita yang mulia Muhammada
shalallahu’alaihi wassalam beserta keluarga dan para sahabat beliau. Berangkat
dari rasa ingin saling menasehati sesama muslim, kami meluangkan waktu untuk
membahas salah satu topik aktual dewasa ini. Yaitu tentang Daulah Islamiyah
Iraq dan Syam (داعش) yang lebih popular dengan ISIS
(Islamis State of Iraq and Sham). Jika kita amati isu ISIS telah menjadi
polemik baru di tengah-tengah masyarakat. Adanya pro dan kontra terhadap
sesuatu yang baru muncul itu hal yang biasa. Akan tetapi suatu hal yang tidak
bisa diterima dan dibenarkan sama sekali adalah memanfaatkan isu ISIS untuk
menolak Islam dari jarak jauh dan dekat, lalu dikait-kaitkan dengan dakwah
Ahlussunnah yang sedang bersemi di bumi nusantara ini. Dengan kata lain:
memancing di air keruh.
Semoga
tulisan kecil ini dapat menggambarkan siapa sebanarnya ISIS? dan bagaimana
seharusnya kita bersikap terhadap ISIS? Selamat membaca! Semoga bermanfaat.
•
Sejarah Kelahiran ISIS
Gerakan
ISIS bermula dari dibentuknya “Jamah Tauhid dan Jihad” di Iraq pada tahun 2004
oleh Abu Msh’ab Zarqowy. Kemudian pada waktu yang bersamaan Zarqowy menyatakan
pembai’atannya terhadap pimpinan tertinggi Al Qoidah Usamah bin Ladin, dengan
demikian ia langsung menjadi perwakilan resmi Al Qoidah di Iraq. Ketika Amerika
menjajah Iraq pasukan Zarqowy sangat agresif dalam menentang penjajahan
tersebut. Hal ini menyebabkan banyak pejuang Iraq yang bergabung dengan pasukan
Zarqowy. Meskipun secara idologi mereka berbeda, akan tetapi kondisi perang
menyebabkan mereka untuk bergabung dengan segala kekuatan dalam melawan
penjajahan Amerika terhadap rakyat Iraq. Dengan berlalunya waktu pengaruh
Zarqowy semakin kuat di tengah-tengah para pejuang Iraq dan jumlah pasukannya
semakin bertambah dan membesar.
Pada
tahun 2006 Zarqowy mengumumkan melalui sebuah rekaman tentang pembentukan
‘Majlis Syura Mujahidin” yang diketuai oleh Abdullah Rosyid Bagdady. Tujuan
dari pembentukan “Majlis Syura Mujahidin” ini adalah untuk mengantisipasi
perpecahan dikemudian hari antara berbagai kelompok pejuang yang tersebar di
berbagai pelosok daerah Iraq. Namun sebulan setelah pernyataannya tersebut
Zarqowy terbunuh, lalu posisinya digantikan oleh salah seorang tokoh Al Qoidah
yang bernama Abu Hamzah Al Muhajir.
Kemudian pada akhir tahun 2006 sebagian besar pasukan “Majlis Syura Mujahidin” berhasil mengambil sebuah keputusan bersama untuk mendirikan Negara Islam Iraq di bawah pimpinan Abu Umar Bagdadi.
Kemudian pada akhir tahun 2006 sebagian besar pasukan “Majlis Syura Mujahidin” berhasil mengambil sebuah keputusan bersama untuk mendirikan Negara Islam Iraq di bawah pimpinan Abu Umar Bagdadi.
Lalu
pada tanggal 19 April 2010 pasukan Amerika mengadakan penyerangan udara
besar-besaran terhadap salah satu daerah Iraq yang bernama Tsar-tsar. Sehingga
terjadilah pertempuran sengit antara pasukan pejuang Iraq dengan penjajah
Amerika. Satu minggu setelah pertempuran tersebut pasukan Al Qoidah memberikan
pernyataan melalui internet bahwa Abu Umar Bagdadi (Pimpinan Negara Islam Iraq)
dan Abu Hamzah Muhajir (Pimpinan Majlis Syura Mujahidin) telah terbunuh dalam
pertempuran tersebut di kediaman mereka. Sekitar sepuluh hari berselang dari
meninggalnya kedua orang tersebut diadakanlah rapat Majlis Syura Negara Islam Iraq.
Dalam rapat Majlis Syura tersebut terpilihlah Abu Bakar Bagdadi sebagai
pengganti Abu Umar Bagdadi menjadi Pimpinan Negara Islam Irag.
Abu
Bakar Bagdadi, nama aslinya Ibrohim bin ‘Awad bin Ibrohim Al badri lahir
disalah satu daerah di Iraq yang bernama Saamuraa’ pada tahun 1971. Ia adalah
Alumni S3 Universitas Islam Bagdad yang berprofesi sebagai pengajar/ dosen.
Saat Amerika menjajah Iraq Abu bakar Bagdadi bangkit ikut berjuang bersama
rakyat Iraq di Saamuraa’, seketika itu ia hanya memimpin sebuah pleton kecil.
Kemudian ia berkerjasama dengan beberapa orang yang terindikasi memiliki
ideologi teroris untuk membentuk sebuah pasukan perang tersendiri. Saat Zarqowi
mengumumkan pembentukan “Majlis Syura Mujahidin” tahun 2006 ia termasuk
diantara pimpinan pasukan mujahidin yang bergabung kedalamnya. Saat itu
ditunjuklah ia sebagai anggota Majlis Syura sekaligus menduduki posisi untuk
menangani bagian pembentukan dan pengaturan urusan kesyariatan dalam “Majlis
Syura Mujahidin”.
Pada
akhirnya ia menjadi orang kepercayaan Abu Umar Bagdadi dan ditunjuk sebagai
penggantinya oleh Abu Umar Bagdadi sebagai pimpinan Negara Islam Iraq
setelahnya. Inilah sekilas kronologi terpilihnya Abu Bakar Bagdadi sebagai
pimpinan Negara Islam Iraq yang kemudian setelah meluaskan sayapnya ke
Suriah dan mengklaim daerah-daerah yang sudah dibebaskan oleh para mujahidin
lain dari kekuasan Basyar Asad dan menamakan kekuasaanya dengan Negara Islam
Iraq dan Syam (ISIS) pada tanggal 9 April 2013.
•
Sekilas Berdirinya ISIS
Setelah
terjadinya perperangan di Suriah pada tahun 2011 antara tentara Basyar Asad
dengan pasukan penentang penguasa, sebagian kelompok-kelompok mujahidin di Iraq
ikut bergabung membantu pasukan penentang penguasa. Pada awal tahun 2014
pasukan penentang penguasa berhasil menguasai sebagian besar dari wilayah
suriah, terutama perbatasan antara Suriah dan Iraq. Di antara pasukan yang
membantu perjuangan Rakyat Suriah melawan pemerintahan Basyar Asad adalah
pasukan Jabhah Nusroh yang merupakan pewakilan Al Qoidah untuk wilayah Syam di
bawah pimpinan Abu Muhammad Al Faatih dan lebih popular dengan panggilan Al
Jauwlaany. Diantara tokoh-tokoh Al Qoidah yang loyal dengan pasukan Jabhah
Nusroh adalah Aiman Zawahiri, Abu Qotadah Palestini dan Abu Muhammad Maqdisi.
Pada
tanggal 9 April 2013 Abu Bakar bagdadi mengumumkan melalui sebuah rekaman bahwa
pasukan Jabhah Nusroh adalah bagian dari Negara Islam Iraq. Dan ia mengganti
penyebutan Jabhah Nusroh dengan nama Negara Islam Iraq dan Syam (ISIS). Selang
beberapa hari setelah itu Abu Muhammad Al Jaulaany sebagai pimpinan Jabhah
Nusroh menjawab pernyataan Abu Bakar Bagdadi dalam sebuah rekaman pula. Dalam
rekaman tersebut ia menjelaskan tentang hubungan antara Negara Islam Iraq
dengan Jabhah Nusroh. Kemudian ia menyatakan penolakan keinginan Abu bakar
Bagdadi untuk menggabungkan Jabhah Nusroh kedalam Negara Islam Iraq yang
dipimpin Bagdadi.
Setelah
itu ia manyatakan pembai’atannya terhadap pasukan Al Qoidah di Afganistan.
Selang beberapa hari setelah itu pimpinan Al Qoidah yang lainnya mendukung
pernyataan penolakan terhadap pernyataan Abu Bakar Bagdadi. Secara tegas Aiman
Zawahiri sekitar bulan November 2013 menyatakan bahwa ISIS bukan bagian dari Al
Qoedah dan Al Qoidah berlepas diri dari ISIS yang kejam dan bengis terhadap
sesama muslim. Bahkan para tokoh Al Qoedah di berbagai Negara menyebut bahwa
ISIS adalah kaum Khawarij kotemporer karena sangat eksrim terhadap muslim di
luar kelompok mereka, dengan sebutan murtad. Mereka melakukan aksi-aksi
kekerasan yang sangat naif terhadap rakyat sipil dan pasukan mujahidin lain,
baik di Iraq maupun di Suriah.
Pada
awalnya Abu Bakar Bagdadi hanya ditugaskan untuk pembebasan Iraq, adapun Suriah
sudah di bawah kendali pimpinan Al Qoidah Syam. Alasan lain adalah akan
terjadinya kekacauan antara sesama kelompok.
Mujahidin
yang sedang berjihad di lapangan tempur bila ada pengleman pendirian Negara,
karena hal ini perlu dibicarakan dengan seluruh elemen yang berjuang dalam
pembebasan Suriah. Dari saat itu mulailah terjadi gesekan antara ISIS dengan pasukan-pasukan
lain yang sedang berjuang melawan pasukan Basyar Asad di Suriah. Hari demi hari
ISIS semakin menunjukkan kebiadabannya baik terhadap mujahidin lain yang diluar
pasukan mereka maupun terhadap rakyat sipil yang tidak berdosa. Mereka meledakkan
pos-pos mujahidin dan tempat-tempat pengunsian sipil dengan bom mobil.
Bahkan
mereka menghadang konvoi bantuan makanan dan kesehatan di tengah perjalanan
yang disalurkan oleh relawan kemanusian dari berbagai Negara muslim di dunia
untuk rakyat suriah yang sedang berada di pengungsian. Lalu bantuan bahan
makanan dan kesehatan tersebut mereka rampas, bahkan sebahagian dari tim
relawan yang membawa natuan tersebut ada yang mereka siksa atau mereka bunuh.
Pada
tgl 29 Juni 2014 juru bicara ISIS memaklumatkan Abu Bakar Bagdadi sebagai
Kholifah Muslimin dan penyebutan Negara dirubah dari ISIS menjadi Negara Islam.
Dari sinilah ISIS melihat setiap orang yang enggan untuk membai’at Abu Bakar
Bagdadi adalah kafir karena telah menetang penegakan Negara Islam dan penerapan
syariat Islam. Dan mereka melihat memerangi dan membunuh kaum murtad
didahulukan dari memerangi orang kafir asli. Sehingga tidak sedikit kaum
muslimin yang mereka bunuh, baik dari kalangan mujahidin, maupun rakyat sipil
dari wanita dan anak-anak dengan cara yang amat keji dan kejam. Perbuatan
biadab tersebut mereka sebarkan melalui internet. Tujuan mereka memperlihatkan
kekejian tersebut adalah sebagai ancaman dan untuk membuat ketakutan bagi orang
yang enggan menerima keputusan mereka. Semenjak diprolamirkan berdirinya ISIS,
semenjak itu pula terjadi pembunuhan dan pembantaian terhadap sesama muslim dan
terhadap jiwa-jiwa tidak berdosa baik di Iraq maupun di Suriah.
•
Kesesatan Ideologi ISIS
Berikut
ini kita sebutkan beberapa kesesatan ISIS yang paling fatal dan persis sama
dengan sifat-siafat Khawarij yang dijelaskan dalam hadits-hadits Nabi, diantara
adalah:
Pertama:
Mengklem bahwa pimpinan mereka adalah sebagai Khalifah yang wajib dibai’at dan
ditaati oleh setiap muslim.
Semenjak
kemunculan khawarij dalam sejarah Islam mereka selalu mengklem bahwa pemimpin
mereka adalah pemimpin yang sah dan mutlak untuk ditaati. Karena menurut mereka
seorang pemimpin harus terlepas dari dosa-dosa besar. Bila seorang pemimpin
terjatuh kedalam dosa besar maka menurut mereka pemimpin tersebut wajib
diganti. Bahkan harus dibunuh karena ia telah kafir dengan dosa tersebut,
kecuali taubat dan menyatakan keislamannya kembali. Oleh sebab itu sejak dulu
Negara Khawarij tidak pernah stabil dan bertahan lama. Selama pemimpin mereka
manusia, maka ia sangat berpeluang untuk jatuh kedalam dosa. Sangat sulit dan
tidak akan pernah ada pemimpin yang bebas dari dosa.
Pengklaiman
seorang penguasa tentang dirinya sebagai Khalifah umat Islam sudah sering
terjadi dalam sepanjang sejarah umat Islam setelah umat Islam mengalami
kemunduran dalam kekuatan politik semenjak masa Dinasti Umawiyah, Abasiyah
sampai Dinasti Utsmaniyah. Bahkan tidak sedikit pula diantara mereka yang
mengaku sebagai Imam Mahdi akhir zaman. Terakhir peristiwa pengkleman tesebut
dilakukan oleh kelompok Juhayman di kota Makkah pada tahun 1979 .
Peristiwa-peristiwa tersebut telah memakan korban yang cukup banyak dari
kalangan kaum muslimin.
Hal
yang melatar belakangi peristiwa-peristiwa serupa biasanya dimulai dari proses dalam
pembelajaran agama yang jauh dari bimbingan para ulama. Terutama dalam memahami
dalil-dalil yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di
akhir zaman. Kemudian ditambah lagi oleh kondisi umat yang memprihatinkan,
membuat sebagian orang ingin menjadi pahlawan di siang bolong. Dan sebab yang
lebih dominan adalah kecintaan terhadap kekuasaan, sebagian orang ada yang
menjadikan argumentasi agama demi mencapai tujuan hawa nafsunya.
Maka Abu Bakar
Bagdady bukanlah orang pertama yang mengaku dirinya sebagai Khalifah dalam
sejarah Islam. Bahkan di antara mereka yang mengaku sebagai Khalifah terdapat
orang jauh lebih baik kepribadiannya dari Abu Bakar Bagdadi. Akan tetapi
pengakuan mereka tersebut berlaku pada wilayah yang mereka kuasai semata.
Disebut khalifah karena ia pengganti penguasa sebelumnya, bukan dalam artian
khalifah sebagai penguasa umat Islam di seluruh penjuru dunia .
Maka khalifah dalam pengertian tersebut, bisa disamakan pada setiap pemimpin muslim yang memimpin kaum muslimin di wilayah Negara manapun.
Maka khalifah dalam pengertian tersebut, bisa disamakan pada setiap pemimpin muslim yang memimpin kaum muslimin di wilayah Negara manapun.
Dijelaskan
oleh Syeikh Muhamad Mubarakfuri bahwa pada abad ke 5H banyak sekali penguasa
yang menyebut dirinya khalifah. Di Andalus ada lima orang, masing-masing
menyebut dirinya khalifah dan termasuk pula penguasa Mesir dan Dinasti Abasiyah
di Bagdad, sampai yang mengaku khalifah di berbagai penjuru dunia dari kalangan
Alawiyah dan khawarij. Hal inilah yang dimaksud oleh sabda Rasulullah
shalallahu’alaihi wassalam: “Akan terdapat khalifah-khalifah yang terlalu
banyak” . (HR. Muslim).
Hal
yang senada juga dijelaskan imam Nawawi dalam kitabnya “Syarah Shohih Muslim” .
Adapun
Khilafah dalam artian melindungi segenap umat Islam di seluruh pelosok sedunia,
telah dijelaskan oleh Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam bahwa pemerintahan
yang berbentuk kekhalifahan seperti ini hanya berlangsung selama 30 tahun
setelah beliau wafat. Kemudian setelah itu bentuk pemerintahan akan berubah
menjadi kerajaan.
Rasulullah
shalallahu’alaihi wassalam bersabda:
«الخلافة في أمتي
ثلاثون سنة ثم
ملك بعد ذلك».
رواه الترمذي وصححه
الألباني.
“Kekhilafahan
di tengah umatku selama tiga puluh tahun, kemudian setelah kerajaan” .
Kedua:
Mengkafirkan setiap muslim yang tidak mau membai’at khalifah mereka.
Salah
satu dari kebiasaan orang-orang khawarij sejak dulu kala adalah kegemaran
mereka dalam mengkafirkan orang muslim yang tidak mau menerima pandangan dan
pendapat mereka. Jika duhulu mereka berani mengkafirkan seperti Ali bin Abi
Tholib radhiallahu ‘anhu sahabat yang mulia dan dijamin masuk surga oleh
Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam, bagaimana dengan pemimpin setelahnya
atau pemimpin-pemimpin yang ada saat ini? Jika zaman sekarang mereka berani
mengkafirkan Syeikh Bin Baz bagaimana dengan ulama yang lainnya?
Sesuai
dengan berbagai informasi yang kita peroleh dari berbagai sumber, pasukan ISIS
sangat mudah mengobral vonis kafir terhadap muslim yang di luar kelompok
mereka. Rasul
kita Muhammad shalallahu’alaihi wassalam telah memperingatkan umatnya dari
jauh-jauh hari agar mereka tidak bermudah-mudah dalam memvonis murtad atau
kafir antara sesama mereka. Dimana bila seorang muslim dituduh kafir oleh
sorang muslim lain, maka ucapan tersebut melekat pada salah seorang mereka.
Bila yang dituduh tidak demikian adanya, maka ucapan tersebut kembali kepada
orang yang menuduh kafir.
«إِذَا
كَفَّرَ الرَّجُلُ أَخَاهُ فَقَدْ
بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا». رواه البخاري ومسلم.
“Apabila
seseorang mengkafirkan saudaranya maka sungguh salah seorang dari keduanya
telah terkena kalimat tersebut” .
Dalam riwayat lain berbunyi:
«
أَيُّمَا امْرِئٍ قَالَ لأَخِيهِ يَا كَافِرُ. فَقَدْ بَاءَ
بِهَا أَحَدُهُمَا إِنْ
كَانَ كَمَا قَالَ
وَإِلاَّ رَجَعَتْ عَلَيْهِ ».
“Siapaun
yang berkata kepada saudaranya: Hai kafir! maka sungguh salah seorang dari keduanya
telah terkena kalimat tersebut, jika adanya seperti ia ucapkan, dan jika tidak
maka ucapan tersebut kembali kepada yang mengucapkannya” .
Ketiga:
Menghalalkan darah setiap orang yang tidak mau membai’at khilafah mereka.
Diantara
kesesatan khawarij dari sejak dulu kala dengan menghalalkan darah orang yang di
luar kelompok mereka. Bahkan sesama kelompok khawarij sekalipun dengan alasan
yang sangat sepele mereka dengan mudah melakukan pembunuhan. Meskipun orang
yang akan mereka eksekusi nyata-nyata mengucapakan dua kalimat syahadat di
hadapan mereka secara jelas, akan tetapi mereka tetap menyiksa dan membunuhnya
dengan cara sadis dan kejam. Bahkan mereka meledakkan masjid yang dipenuhi oleh
jamaah menunaikan sholat jum’at.
Dalam dokrin ISIS memerangi muslim yang di luar kelompok mereka yang mereka
sebut sebagai orang yang murtad lebih utama untuk dibunuh dan diperangi sebelum
memerangi orang-orang kafir asli.
Lihatlah
bagaimana yang dilakukan oleh pendahulu mereka terhadap seorang sahabat nabi
yang bernama Abdullah bin Khabbaab, mereka membunuhnya dan membelah perut
isterinya sedang hamil di hadapannya.
Sesuai
dengan informasi yang kita dapatkan dari orang yang langsung menyasikan kekejam
ISIS, sungguh perbuatan mereka jauh lebih keji, lebih kejam, lebih sadis dan
lebih hina dari khawarij-khawarij yang terdahulu.
Bahkan
mereka melakukan pembunuhan secara membabi buta, tanpa memperdulikan orang baik
atau bukan, orang yang diberi jaminan keamanan atau bukan.
Rasulullah
shalallahu’alaihi wassalam bersabda:
«مَنْ
خَرَجَ مِنَ الطَّاعَةِ وَفَارَقَ الْجَمَاعَةَ فَمَاتَ مَاتَ
مِيتَةً جَاهِلِيَّةً وَمَنْ قَاتَلَ تَحْتَ رَايَةٍ عُمِّيَّةٍ يَغْضَبُ لِعَصَبَةٍ أَوْ
يَدْعُو إِلَى
عَصَبَةٍ أَوْ
يَنْصُرُ عَصَبَةً فَقُتِلَ فَقِتْلَةٌ جَاهِلِيَّةٌ وَمَنْ
خَرَجَ عَلَى أُمَّتِي يَضْرِبُ بَرَّهَا وَفَاجِرَهَا وَلاَ
يَتَحَاشَ مِنْ
مُؤْمِنِهَا وَلاَ
يَفِي لِذِي عَهْدٍ
عَهْدَهُ فَلَيْسَ مِنِّى وَلَسْتُ مِنْهُ». رواه
مسلم
“Barangsiapa
yang meninggalkan ketaatan kepada pemimpin dan keluar dari jama’ah (persatuan)!
Lalu ia mati, maka ia mati dalam kejahilian. Barangsiapa yang berperang di
bawah bendera kesesatan, ia marah demi kelompok tertentu atau karena mengajak
kepada kelompok tertentu, atau karena mendukungnya! Lalu ia terbunuh, maka ia
terbunuh dalam kajahilian. Barangsiapa yang memberontak atas umatku, ia
membunuh orang baik maupun yang jahat, dan tidak memperdulikan orang beriman
sekalipun, demikian pula tidak menepati janji bagi orang yang diberi
perjanjian! Maka ia tidak termasuk bagian dariku dan aku tidak termasuk bagian
darinya” . (HR. Muslim).
Berkata Imam Bukhari: Oleh sebab itu Ibnu Umar memandang mereka adalah
seburuk-buruk makhluk, karena mereka mengambil ayat-ayat yang turun tentang
orang kafir lalu mereka menjadikannya untuk orang-orang mukmin .
Rasulullah
shalallahu’alaihi wassalam senantiasa memberikan nasehat kepada pasukan yang
beliau utus untuk sebuah perperangan agar tidak membunuh anak-anak:
«اغْزُوا بِاسْمِ اللَّهِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَاتِلُوا مَنْ كَفَرَ
بِاللَّهِ اغْزُوا وَلاَ تَغُلُّوا وَلاَ تَغْدِرُوا وَلاَ تَمْثُلُوا وَلاَ تَقْتُلُوا وَلِيدًا» رواه
مسلم.
“Berperanglah
di jalan Allah dengan menyebut nama Allah! perangi orang yang kafir kepada
Allah! Jangan berbuat curang! jangan mengambil harta rampasan perang sebelum
pembagian! Jangan lakukan penyiksaan! Dan jangan kalian bunuh anak-anak!” .
Dalam sebuah perperangan Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam mendapatkan
kabar ada anak-anak kecil yang terbunuh, lalu beliau bersabda:
((مَا
بَالُ أَقْوَامٍ جَاوَزَهُمُ الْقَتْلُ الْيَوْمَ حَتَّى قَتَلُوا الذُّرِّيَّةَ]،
فَقَالَ رَجُلٌ:
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّمَا هُمْ
أَوْلاَدُ الْمُشْرِكِينَ، فَقَالَ: “أَلاَ
إِنَّ خِيَارَكُمْ أَبْنَاءُ الْمُشْرِكِينَ ثُمَّ
قَالَ: “أَلاَ لاَ
تَقْتُلُوا ذُرِّيَّةً أَلاَ لاَ
تَقْتُلُوا ذُرِّيَّةً)). رواه أحمد
وصححه الألباني.
“Apa
gerangan ada kaum pada hari ini melampoi batas dalam membunuh sehingga ada yang
membunuh anak-anak. Lalu seseorang berkata: Ya Rasulullah! Mereka tersebut
anak-anak orang musyrikin. Beliau menjawab: Bukahkah orang yang terbaik
diantara kalian hari ini adalah anak-anak orang musyrikin? Kemudian beliau
bersbada: “Ketahuilah, Jangan kalian membunuh anak-anak! Ketahuilah jangan
kalian membunuh anak-anak” .
Dalam
aksinya orang-orang ISIS tidak segan-segan meledakan masjid yang dipenuhi oleh
jama’ah sedang menunaikan sholat Jum’at. Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam
melarang melakukan penyerangan terhadap perkampungan yang ada masjid di
dalamnya atau terdengar suara azan dari kampung tersebut.
«إِذَا
رَأَيْتُمْ مَسْجِدًا أَوْ سَمِعْتُمْ مُؤَذِّنًا فَلاَ
تَقْتُلُوا أَحَدًا». رواه أبو
داود وصححه الألباني
“Apabila
kalian melihat masjid atau mendengar suara Muadzin maka jangan kalian membunuh
seorangpun” .
Kalau
kita perhatikan di masa kekhalifahan Ali bin Abi Tholib radhiallahu ‘anhu ada
sebagian kaum muslimin yang tidak mau membai’at beliau. Akan tetapi beliau
tidak pernah mengkafirkan apalagi membunuh mereka.
Bahkan orang-orang khawarij
yang mengkafirkan dan menentang beliau tidak beliau kafirkan. Meskipun beliau
pada akhirnya meninggal karena dibunuh oleh seorang khawarij yang bernama Ibnu
Muljam.
Jika
Amirul mukminin Ali bin Abi Tholib radhiallahu ‘anhu tidak mau melakukan
pemaksaan terhadap orang yang tidak mau membai’at beliau. Lalu apakah Abu Bakar
Bagdadi layak untuk memaksa agar orang harus membai’atnya? Tidakkah ia merasa
malu terhadap dirinya sendiri.
Keempat:
Mewajibkan setiap muslim untuk membatalkan bait’at mereka kepada pemimpin
Negara mereka masing-masing.
Hal
ini sangat berpontesi menjadikan kaum muslimin untuk dicurigai dan dimata-matai
oleh pemerintah mereka, bahkan menyebabkan sebagian mereka ditangkap dan
dihukum. Namun apakah mereka mendapat pembelaan dari orang-orang ISIS di sana?
Apakah ISIS tahu tentang keadaan mereka dan dapat berbuat sesuatu untuk mereka?
Bahkan
yang lebih fatal lagi dari itu semua, hal ini akan memancing terjadinya
pemberontakan dan pembunuhan di banyak Negara muslim. Perbuatan mereka
jelas-jelas sangat menentang dalil-dalil agama. Rasulullah shalallahu’alaihi
wassalam telah memperingatkan umat terhadap kondisi ini dalam sabdanya:
«وَسَتَكُونُ خُلَفَاءُ فَتَكْثُرُ». قَالُوا فَمَا
تَأْمُرُنَا قَالَ
«فُوا بِبَيْعَةِ الأَوَّلِ فَالأَوَّلِ وَأَعْطُوهُمْ حَقَّهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ سَائِلُهُمْ عَمَّا اسْتَرْعَاهُمْ». رواه البخاري ومسلم.
“Akan
terdapat khalifah-khalifah yang terlalu banyak”, para sahabat bertanya: apa
perintahmu untuk kami? Jawab Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam: “Penuhi
bai’at yang pertama terlebih dahulu dan berikan hak mereka, sesungguhnya Allah
akan meminta pertanggungjawaban mereka terhadap apa yang Allah tugaskan kepada
mereka” .
Hadits
ini menegaskan kepada kaum muslimin dalam kondisi banyaknya orang mengaku
dirinya sebagai kholifah untuk tetap taat dan setia terhadap pemimpin mereka
yang pertama.
Rasulullah
shalallahu’alaihi wassalam telah memperingatkan umat Islam tentang bagaimana
menyikapi orang yang memecah bela persatuan kaum muslimin. Berkata ‘Arfajah:
aku mendengar Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam bersabda:
«إِنَّهُ سَتَكُونُ هَنَاتٌ وَهَنَاتٌ فَمَنْ
أَرَادَ أَنْ
يُفَرِّقَ أَمْرَ
هَذِهِ الأُمَّةِ وَهْىَ
جَمِيعٌ فَاضْرِبُوهُ بِالسَّيْفِ كَائِنًا مَنْ كَانَ».
“Sesungguhnya
akan terjadi kekacauan dan kekacauan, Barangsiapa yang ingin memecah bela
persatuan umat ini sedangkan mereka bersatu (dibawah pemimpin), maka hendaklah
kalian penggal leher orang tersebut dengan pedang siapapun orangnya” .
Hadits
ini memberikan ketegasan untuk menjaga persatuan di bawah penguasa yang resmi.
Dan kita wajib melakukan penolakan terhadap setiap orang yang berusaha memecah
bela antara kaum muslimin dengan pemimpin mereka.
Kelima:
Kebodohan mereka tentang ajaran agama terutama perkara yang berkaitan jihad dan
khilafah.
Maka
sifat-sifat mereka persis sama dengan sifat orang-orang Khawarij yang yang
telah digambarkan oleh Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam dalam sunnahnya.
Oleh sebab itu tidak ada perbedaan pendapat di tengah para ulama Ahlussunnah
untuk menyebut mereka sebagai Khawarij kontemporer. Bahkan tokoh-tokoh dari
kalangan kelompok Al Qoidah sendiri menyebut ISIS sebagai kelompok Khawarij
yang paling eksrim dalam sejarah.
Berbagai
sepak terjang yang dilakukan oleh ISIS terhadap kaum muslimin di luar kelompok
mereka. Seperti penyembelihan dan pembunuhan yang mereka lakukan terhadap
orang-orang muslim dan nyawa-nyawa yang tidak berdosa adalah bukti kejahilan
mereka dengan ajaran agama yang mulia ini. Terlebih-lebih lagi bila kita
mendengarkan berbagai alasan mereka dalam melakukan tindakan biadap tersebut.
mereka benar-benar persis dengan sifat khawarij yang terdapat dalam
hadits-hadits berikut ini.
عن يسير بن
عمرو قال قلت
لسهل بن حنيف:
هل سمعت النبي
shalallahu’alaihi wassalam يقول في
الخوارج شيئا؟
قال سمعته يقول
وأهوى بيده قبل
العراق ((يخرج منه
قوم يقرؤون القرآن
لا يجاوز تراقيهم يمرقون من
الإسلام مروق
السهم من الرمية)).
رواه البخاري.
Yasir
bin Amru bertanya kepada Sahal bin Hanif: Apakah kamu pernah mendengar Nabi
shalallahu’alaihi wassalam berbicara tentangKhawarij? Jawab Sahal: Aku
mendengar beliau bersabda sambil menunjuk dengan tangannya ke arah Bagdad.
“Akan keluar dari daerah sana sekelompok kaum yang gemar membaca Al qur’an akan
tetapi tidak melewati kerongkongan mereka. Mereka keluar dari agama Islam
seperti keluarnya anak panah dari busurnya” .
Para
ulama menerangkan maksud dari kata-kata “gemar membaca Al qur’an akan tetapi
tidak melewati kerongkongan mereka” mereka tidak memahami tentang apa yang
mereka baca dan bacaan tersebut tidak memperbaiki keyakinan mereka, karena isi
bacaan mereka tersebut tidak masuk kedalam hati mereka dalam bentuk ilmu. Tentu
hal ini yang menyebabkan mereka bodoh tentang ajaran agama. Bahkan digambarkan
kecepatan mereka keluar dari agama bagaikan secepat anak panah dari busurnya.
Dalam
hadits yang lain diperjelas lagi tentang gambaran kebodohan mereka. Berkata Ali
bin Abi tholib radhiallahu ‘anhu aku mendengar Rasulullah shalallahu’alaihi
wassalam bersabda:
«سَيَخْرُجُ فِى آخِرِ
الزَّمَانِ قَوْمٌ
أَحْدَاثُ الأَسْنَانِ سُفَهَاءُ الأَحْلاَمِ يَقُولُونَ مِنْ
خَيْرِ قَوْلِ الْبَرِيَّةِ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ
الرَّمِيَّةِ». متفق
عليه.
“Akan
keluar di akhir zaman sekelopok orang, berusia muda, berpikiran dungu. Mereka
mengatakan sebaik-baik ucapan manusia. Mereka gemar membaca Al qur’an akan
tetapi tidak melewati kerongkongan mereka. Mereka keluar dari agama Islam
seperti keluarnya anak panah dari busurnya” .
Dalam
melakukan berbagai aksinya orang-orang khawarij menggunakan simbol-simbol agama
dan merasa membela agama Allah. Tetapi tanpa mereka sadari, pada hakikatnya
mereka merobohkan agama Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu’alaihi
wassalam tentang mereka:
«سَيَكُونُ فِى أُمَّتِى اخْتِلاَفٌ وَفُرْقَةٌ قَوْمٌ يُحْسِنُونَ الْقِيلَ وَيُسِيئُونَ الْفِعْلَ -إلى
أن قال- يَدْعُونَ إِلَى كِتَابِ اللَّهِ وَلَيْسُوا مِنْهُ فِى
شَىْءٍ مَنْ قَاتَلَهُمْ كَانَ أَوْلَى بِاللَّهِ مِنْهُمْ». رواه أبو
داوه وصححه الأباني
“Akan
terjadi di tengah-tengah umatku perselisihan dan perpecahan, sekelompok kaum
yang indah dalam ungkapan namun buruk dalam perbuatan”. (sampai pada ungkapan
beliau): “Mereka mengajak kepada kitab Allah,tetapi mereka tidak termasuk
kedalamnya sedikitpun. Orang yang menetang mereka lebih baik di sisi Allah dari
pada mereka” .
Dalam
lafazh yang lain berbunyi:
«يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ يَحْسِبُونَ أَنَّهُ لَهُمْ
وَهُوَ عَلَيْهِمْ ».
“Mereka
membaca Al Qur’an, hal itu mereka kira (hujjah) bagi mereka namun sesungguhnya
hal itu (hujjah) di atas mereka” .
•
Tingkatan Khawarij dalam Pengkafiran dan Pembunuhan:
1.
Mengkafirkan Pejabat Tinggi Negara saja.
2. Mengkafirkan Pejabat Tinggi dan Pasukan Kemanan yang menangulangi teroris.
3. Mengkafirkan Pejabat Tinggi dan seluruh Pasukan Keamanan Negara.
4. Mengkafirkan penguasa secara mutlak dan para ulama yang loyal kepada mereka.
5. Mengkafirkan penguasa secara mutlak dan setiap orang yang loyal kepada mereka.
6. Mengkafirkan penguasa dan rakyat secara mutlak,tetapi mereka tidak menjadikan rakyat sipil sebagai sasaran pembunuhan.
7. Mengkafirkan penguasa dan rakyat secara mutlak, sekaligus menjadikan rakyat sipil sebagai sasaran pembunuhan yang berada di lokasi perlawanan mereka.
8. Mengkafirkan penguasa dan rakyat secara mutlak dan membunuh setiap pribadi yang diluar kelompok mereka, kecuali wanita dan anak-anak.
9. Mengkafirkan penguasa dan rakyat secara mutlak dan membunuh dengan sadis setiap pribadi yang diluar kelompok mereka sekalipun orang tua renta, wanita dan anak-anak kapan dan dimanapun mereka berada.
2. Mengkafirkan Pejabat Tinggi dan Pasukan Kemanan yang menangulangi teroris.
3. Mengkafirkan Pejabat Tinggi dan seluruh Pasukan Keamanan Negara.
4. Mengkafirkan penguasa secara mutlak dan para ulama yang loyal kepada mereka.
5. Mengkafirkan penguasa secara mutlak dan setiap orang yang loyal kepada mereka.
6. Mengkafirkan penguasa dan rakyat secara mutlak,tetapi mereka tidak menjadikan rakyat sipil sebagai sasaran pembunuhan.
7. Mengkafirkan penguasa dan rakyat secara mutlak, sekaligus menjadikan rakyat sipil sebagai sasaran pembunuhan yang berada di lokasi perlawanan mereka.
8. Mengkafirkan penguasa dan rakyat secara mutlak dan membunuh setiap pribadi yang diluar kelompok mereka, kecuali wanita dan anak-anak.
9. Mengkafirkan penguasa dan rakyat secara mutlak dan membunuh dengan sadis setiap pribadi yang diluar kelompok mereka sekalipun orang tua renta, wanita dan anak-anak kapan dan dimanapun mereka berada.
Dalam tingkatan Khawarij melakukan pengkafiran dan pembunuhan sebagaimana yang
terdapat dalam uraian di atas, maka ISIS menempati urutan terakhir yaitu
tingkat yang paling eksrim dalam pengkafiran dan paling sadis dalam pembunuhan.
•
Kesimpulan
1.
ISIS adalah pecahan dari kelompok Al Qoidah, yang jauh lebih eksrim dan sadis
dalam melakukan pembunuhan dari kelompk Al Qoidah lainnya.
2. Mereka lebih tepat untuk disebut sebagai Khawarij kontemporer yang harus dicegah dan diantipasi perkembangannya.
3. ISIS adalah kelompok yang menyimpang dari ajaran Islam baik secara dokrin maupun prilaku.
4. Segala sikap dan prilaku mereka tidak boleh disandarkan kepada Islam, apalagi dikatakan sebagai ajaran Islam.
5. Setiap muslim hendaknya melakukan kewaspadaan diri dan keluarga mereka dari pengaruh dorin dan gerakan ISIS.
2. Mereka lebih tepat untuk disebut sebagai Khawarij kontemporer yang harus dicegah dan diantipasi perkembangannya.
3. ISIS adalah kelompok yang menyimpang dari ajaran Islam baik secara dokrin maupun prilaku.
4. Segala sikap dan prilaku mereka tidak boleh disandarkan kepada Islam, apalagi dikatakan sebagai ajaran Islam.
5. Setiap muslim hendaknya melakukan kewaspadaan diri dan keluarga mereka dari pengaruh dorin dan gerakan ISIS.
•
Penutup
Demikian sekilas tentang hakikat Negara ISIS, berikuti ini berberapa sumber yang bisa dirujuk dalam pembahasan ini:
Demikian sekilas tentang hakikat Negara ISIS, berikuti ini berberapa sumber yang bisa dirujuk dalam pembahasan ini:
-http://www.alalam.ir/news/1552479
-http://www.ahraralsham.com/?p=2941
-http://www.dawaalhag.com/?p=8114
-http://justpaste.it/dls1
-http://justpaste.it/dlai
-http://halabnews.com/news/36562
-http://halabnews.com/news/36822
-http://halabnews.com/news/39875
-http://halabnews.com/news/42816
-http://halabnews.com/news/44617
-http://youtube.com/user/sada1altwed
-http://www.youtube.com/watch?v=x4Cx3khjyu0
– http://www.youtube.com/watch?v=p4F0xV529Ps
– https://www.youtube.com/watch?v=ZtwhsBDbj7I
– https://www.youtube.com/watch?v=38G_pkidJBo
– https://www.youtube.com/watch?v=uSeccbk0O60
– https://www.youtube.com/watch?v=PLH5AmP4gRY
– https://www.youtube.com/watch?v=87OkMlChTQ4
Sumber : http://dzikra.com/isis-dalam-tinjauan-ahlussunnah/
No comments:
Post a Comment