![]() |
Suasana kampanye pemilu |
Waduh,
baru tahu aku
Ternyata
pejabat itu boleh cuti dan bebas tugas ya
Bebas
dari tugas melayani rakyatnya
Bebas
dari tugas mengurus rakyatnya
Tak
peduli rakyat harus menahan beratnya beban hidup
Beban
yang terus bertumpuk dan menggunung
Akibat
subsidi yang terus tergerus
Akibat
subsidi yang terus dipangkasi
Akibat
harga kebutuhan sehari-hari dan biaya hidup yang terus melangit
Akibat
biaya pendidikan yang makin mahal dan kapitalistis
Pokoknya
tak peduli
Pokoknya
harus cuti
Ini
tugas partai, katanya
Toh
perangkat undang-undang mengatur dan membolehkannya
Waduh
….
Waduh,
baru tahu aku
Ternyata
pejabat itu lebih tunduk kepada partai
Yang
mengusung dan mengantarnya ke kursi birokrat dan kekuasaan
Ketimbang
harus ngopeni rakyat dan lingkungannya
Meski
dilarang menggunakan fasilitas Negara
Tetapi
akal licinnya bisa saja menyiasati
Apa
dia bupati atau walikota
Apa
dia gubernur
Apa
dia menteri kabinet
Bahkan
presiden sekalipun
Cuti
adalah harga mati yang mesti dilunasi
Demi
kelangsungan partai dan berebut suara di kenduri pemilu
Maka,
satu per satu tenggelam dalam riak juru kampanye
Dengan
satu keinginan
:Kembali
menikmati empuknya kursi
Waduh,
gimana kok bisa begini?
Surabaya, 20
Maret 2014
No comments:
Post a Comment