Lelucon
apalagi yang kau suguhkan di panggung ini?
Di
panggung negeri yang carut-marut oleh kepongahan
nan keji
Kepongahan
badut-badut dan memedi yang tersaji rapi lagi mistis
Juga para petinggi negeri yang tak lagi peduli
pada situasi kritis
Yang
membelit rakyat dan anak negeri
Tak
ada balutan mendung yang menyisir angkasa raya
Tidak
pula hujan penyejuk tetumbuhan yang pucat meranggas
Gerimis
pun tidak, apalagi sambaran halilintar
Tiba-tiba saja para pejabat bermanja-manja
Minta
jatah dan layanan ekstra: berobat ke luar negeri
Juga
tak sungkan mendongkrak harga elpiji hingga melangit
Dan,
seperti publik memprediksi
Demi
mengais simpati yang tersandra kebijakan populis
Kau
mentahkan dan cabut kemanjaan sehingga pejabat tak perlu berobat ke luar
negeri
Kau
anulir kenaikan harga elpiji yang selangit hingga memantik kegirangan pendamba
subsidi
Lalu
kau giring opini dan pencitraan, bahwa kau adalah pahlawan rakyat miskin
Di
tengah kabut dan kalut euforia kebijakan yang bias
Di
tengah pertarungan politik dalam hajatan demokrasi lima tahunan
Lewat
corong koran, televisi, juga media online,
dan media sosial yang kau punya
dengan
lantang kau berseru:
“Wahai
rakyat dan bangsaku
Kalian
lihat dan saksikan sendiri
Betapa
kami telah membela kepentingan kalian, rakyatku
Aku
kalahkan kepentingan pejabat-pejabatku demi kepentingan kalian, rakyatku
Aku
gulirkan lagi subsidi yang nyaris terhenti
Itu
demi kalian, rakyatku
Tapi,
satu pintaku
Jangan
lupa dan ragu saat pemilu
:Dukung
dan pilihlah aku”
Surabaya, 8
Januari 2014
No comments:
Post a Comment