Demi
masa ….
Yang
di tangan-Mu tergenggam kuasa dan aku lebur dalam pusarannya
Kau
adakan aku dari ketiadaan sampai berproses dalam segumpal darah dan daging
Lalu
dalam putaran sembilan bulan bersemayam di gerba ibunda
Demi
masa ….
Yang
di tangan-Mu tergenggam kuasa dan aku lebur dalam pusarannya
Kau
perkenalkan aku dengan panggung dunia lewat gempita tangisku
Setelah
sebelumnya Kau tiupkan ruh dalam jasadku
Lalu
kurangkaki panggung akbar yang aku tak mampu mengukur berapa luasnya
Sekuat
lutut dan sekokoh telapak tanganku
Untuk
mulai belajar dan mengeja tanda-tanda kebesaran-Mu
Demi
masa ….
Yang
di tangan-Mu tergenggam kuasa dan aku lebur dalam pusarannya
Dengan
telapak kakiku yang belum begitu kuat menjejak bumi
Kutapaki jejak-jejak risalah sejengkal demi sejengkal
dan
belajar membaca tanda-tanda kekhaliqan-Mu
Demi
masa ….
Yang
di tangan-Mu tergenggam kuasa dan aku lebur dalam pusarannya
Atas
apa saja yang terkaruniakan kepadaku
Kulintasi
panggung kehidupan ini dan mengais apa saja yang terkandung dalam peluknya
Kujaring
sengatan dan belai lembut matahari
Kurengkuh
sejuk bulan dan pendar bintang-gemintang
Sampai
letih kaki ini dan tak sanggup lagi melaju selangkah pun
Juga
tulang belulang yang tak lagi bisa tegak menyangga raga
Demi
masa ….
Yang
di tangan-Mu tergenggam kuasa dan aku lebur dalam pusarannya
Kembali
Kau tiadakan aku setelah tamak dunia melahap
dalam
dingin yang menggigil
dalam
pengap yang menyesakkan
Untuk
meniti perjalanan yaumul hisab dan tegaknya peradilan hakiki
:Sendiri
Maka,
sandarkan aku dengan senyum dalam rumah abadi-Mu
Sidoarjo, 30
Desember 2013
No comments:
Post a Comment