Tuesday, November 12, 2013

Selamat Jalan, Yai Mad Tumpuk



KH Ahmad Muhammad Al Hammad (Alm)

Genggaman erat jabat tangan itu masih terasa meski 18 tahun telah berlalu. Meski erat menjabat, lembut jemari itu serasa pelukan yang hangat dan melindungi. Kini kehangatan jemari itu benar-benar tinggal kenangan. Alloh SWT telah memanggil sang pemilik jemari itu dan meninggalkan dunia yang fana ini untuk selama-lamanya. Innalillahi wainna ilaihi ro'jiun.

Itulah kenangan berharga dan sekali terjadi dalam perjalanan hidup saya. Ya, kenangan saya bersama KH Ahmad Muhammad Al Hammad, Pemangku Pondok Pesantren Qomaruddin di desa Bungah, sekitar 18 km utara kota Gresik.
Waktu itu, Sabtu, 6 Mei 1995 adalah hari ketika saya menjalani akad nikah di masjid jami' Kyai Gedhe di desa Bungah, Kec. Bungah, Gresik. Adalah Yai Mad, sapaan akrab KH Ahmad Muhammad Al Hammad  (sebagian warga menyapa dengan Yai Mad Tumpuk, karena dalam namanya terkandung tiga 'mad') yang menikahkan saya di masjid itu dan disaksikan dua kyai lainnya, Kyai Ahmad Bajeber dan Kyai Maimun Adnan, serta puluhan pasang mata yang menyaksikan prosesi akad nikah saya dengan perempuan pilihan saya, Shofie. Ketiga kyai tersebut berbagi peran. Yai Mad yang menikahkan kami, Yai Bajeber yang mendoai, dan Yai Maimun bagian ceramah atau tausyiyah.


Jemari tangan kanan saya masih menjabat erat jemari Yai Mad ketika dengan hidmat (Tapi, jujur  hati dag dig dug dan berkeringat dingin) bibir saya berucap: Qobiltu nikahaha watazwijaha bimahrin madzkurin haalan. Mendengar ucapan saya itu, Yai Mad menanyakan kepada hadirin di masjid yang mendengar dan menyaksikan prosesi akad nikah itu.

"Dos pundi derek-derek, sah?"

Spontan puluhan hadirin yang sebagian besar "supporter" saya menjawab, "Sah ...sah".

Dan, plooooong rasanya. Hati yang gemetar, grogi, serta keringat dingin yang keluar dari kening saya dan mengalir ke pipi hingga leher saya, tertebus sudah dengan kekompakan "supporter" yang menyatakan sah atas ijab qobul yang saya lalui. Tengkyu, para "supporter". Itulah prosesi yang secara formal mengakhiri masa lajang saya.

Yai Mad yang bersahaja itu telah meninggalkan dunia ini untuk selamanya, Ahad, 10 November 2013 di rumah sakit Petrokimia Gresik setelah menjalani rawat inap sejak awal November lalu karena komplikasi yang diderita. Alloh memungkasi  Yai Mad pada usia 76 dengan meninggalkan banyak kebajikan berupa pondok pesantren dan sekolah mulai jenjang play grup hingga perguruan tinggi di Bungah, Gresik. Selamat jalan, Yai. Semoga Alloh SWT menerima semua amal kebajikan, mengampuni semua dosa, dan menempatkannya dalam sorga-Nya nan indah. Amin Yaa Robbal 'aalamiin.


Gresik, 10 November 2013

No comments:

Post a Comment

Gresik Baru, Manut Kiai, dan Jebakan Serimoni

Oleh SUHARTOKO Jika awal pemerintahan Kabupaten Gresik -- di bawah kepemimpinan Bupati Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) dan Wakil Bupati Amina...

Popular Posts