Aku saksikan sendiri dengan mata telanjang
Betapa ringkih tubuh ini: menggigil tak berdaya
Ketika kafan putih membelit dan membungkus rapat-rapat
Hingga tak tersisa sedikit pun bagian tubuh yang terbuka
Aku rasakan sendiri sentuhan pada detil tubuh ini
Ketika tangan-tangan lembut membopong perlahan
Dan memasukkannya ke liang lahat yang sempit dan pengap
Lalu menutup rumah peristirahatan dengan penuh tanah galian
Ini seperti persaksian
Yang mengantarku menghadap peradilan agung
Ketika semua amal perbuatan yang tertanam
Ketika semua alur pikiran dan perasaan yang tersebar
Ketika semua angan dan harapan yang terhampar liar di ladang fana
Harus dipertanggungjawabkan pada mahkama
yang sedikit pun tak pernah alpa
Ketika kedua bibir mengatup rapat dan lidah terbujur kaku Terkuncilah lisan dalam bisu yang membatu \\Sendiri di hadapan dua utusan setiamu, Munkar dan Nakir
Yang siap dengan lembar-lembar catatan amal dan daftar interogasi
Tetapi, kuasa-Mu adalah maha segala-galanya
Kau beri aku tambahan waktu
Kau tangguhkan aku untuk memasuki rumah peradilan-Mu
Kau tarik kembali dua utusan setia-Mu, Munkar dan Nakir dan
menutup kembali catatan amal dan daftar interogasi untukku Kau buka kembali liang lahat yang mengubur dan menghimpitku
Kau singkap kembali tirai kegelapan yang pengap
Dan, kau beri aku kembali kesempatan berbenah
Dalam bingkai pertobatan nasuha
Yang kembali mengantarku sebagai bayi
Menuju rumah suci nan abadi
Faghfirli …wahdini …ila sirotol mustaqim ….
Betapa ringkih tubuh ini: menggigil tak berdaya
Ketika kafan putih membelit dan membungkus rapat-rapat
Hingga tak tersisa sedikit pun bagian tubuh yang terbuka
Aku rasakan sendiri sentuhan pada detil tubuh ini
Ketika tangan-tangan lembut membopong perlahan
Dan memasukkannya ke liang lahat yang sempit dan pengap
Lalu menutup rumah peristirahatan dengan penuh tanah galian
Ini seperti persaksian
Yang mengantarku menghadap peradilan agung
Ketika semua amal perbuatan yang tertanam
Ketika semua alur pikiran dan perasaan yang tersebar
Ketika semua angan dan harapan yang terhampar liar di ladang fana
Harus dipertanggungjawabkan pada mahkama
yang sedikit pun tak pernah alpa
Ketika kedua bibir mengatup rapat dan lidah terbujur kaku Terkuncilah lisan dalam bisu yang membatu \\Sendiri di hadapan dua utusan setiamu, Munkar dan Nakir
Yang siap dengan lembar-lembar catatan amal dan daftar interogasi
Tetapi, kuasa-Mu adalah maha segala-galanya
Kau beri aku tambahan waktu
Kau tangguhkan aku untuk memasuki rumah peradilan-Mu
Kau tarik kembali dua utusan setia-Mu, Munkar dan Nakir dan
menutup kembali catatan amal dan daftar interogasi untukku Kau buka kembali liang lahat yang mengubur dan menghimpitku
Kau singkap kembali tirai kegelapan yang pengap
Dan, kau beri aku kembali kesempatan berbenah
Dalam bingkai pertobatan nasuha
Yang kembali mengantarku sebagai bayi
Menuju rumah suci nan abadi
Faghfirli …wahdini …ila sirotol mustaqim ….
Sidoarjo,
10 September 2013
No comments:
Post a Comment