Alhamdulillah,
Satu demi satu Kau tambah (lagi) ujian hidup ini
:untukku
Alhamdulillah,
Kau istirahatkan anakku, si Rusydan
Hanya 15 hari di rumah sakit
Yang aku sendiri sempat tak bisa menjenguknya
Kata dokter, ananda perlu masa observasi dan suasana tenang
:karena bipolar yang diidapnya
Alhamdulillah,
Kutrima selembar resep dari dokter RSAL untuk ananda Rusydan
Yang ternyata isi dompetku tak mampu menjangkau nilai obat yang diresepkan
Sehingga sederet obat yang aku tidak tahu apa namanya harus tertangguhkan
Alhamdulillah,
Di tengah masa rehabilitasi dan penstabilan emosi ananda Rusydan
Kau istirahatkan juga bapakku di rumah sakit
:karena gangguan paru-paru dan jantungnya
Alhamdulillah,
Saat kontrol beberapa hari lalu
Sang dokter spesialis paru bilang ke ibu yang duduk berdampingan dengan bapak
:Bu, penyakit paru bapak tidak bisa disembuhkan
Tolong belikan kursi roda biar gak banyak gerak
Kata sang dokter lagi
:Gak mahal kok harga kursi rodanya
Ups ....
Alhamdulillah,
Vonis sang dokter yang secara samar didengar bapak
Bikin dia kehilangan semangat hidup
Kepada ibu dan anak-anaknya dia bilang
:Gak perlu susah-susah, toh kata dokter aku gak bisa sembuh
Alhamdulillah,
Di tengah shock dan hilangnya semangat hidup, bahkan untuk sembuh sekalipun
Aku berkesempatan pompakan semangat untuk bapak
Dengan kalimat kunci:
Pak, Gusti Allah yang bikin Bapak sakit
Sudah pasti Gusti Allah pula yang menyembuhkan. Insya Allah!
Dan, aku lihat respon tak terucap dari bibirnya yang kering
Juga garis tegas wajahnya yang menandai ketuaannya
Tapi dengan sigap dia anggukkan dagunya sebagai tanda setuju
Penuh keyakinan
Alhamdulillah,
Masih 1 jam mestinya aku pulang kerja
Berderet-deret missed call yang tak terjawab dari HP-ku yang tergeletak di meja
Juga berderet-deret SMS yang minta aku cepat ke pos polisi Tenger, GKB
Terkabarkan, ananda Rusydan kecelakaan
Ku sambar HP dan aku hubungi salah satu nomor yang masuk daftar missed call
Suara polisi yang mengaku Pak Agus membenarkan
Dan memintaku cepat ke pos polisi yang ia sebut
Alhamdulillah,
Satu demi satu Kau tambah (lagi) ujian hidup ini
:untukku
Tak ada keluhan
Tak ada gugatan
Tak ada kejengkelan
Tak ada ratapan
Alhamdulillah,
Kau kebalkan rasa
Kau tebalkan iman
Kau makin dekatkan aku pada-Mu
Kau tarik aku dalam pusaran nyanyi sunyi
Tidak saja di malam indah-Mu yang termasyhur itu
Tetapi, di setiap hembus nafas dan aliran darahku
Alhamdulillah,
Kau berikan beragam caramu
Agar aku kembali masuk ke rumah indah-Mu
Kau pahatkan aku pintu kesabaran
Kau patrikan aku rumah keihlasan
Sebagai pandu lakuku
Gresik, 2 Mei 2013
(Di atas jembatan tol Kedanyang)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Gresik Baru, Manut Kiai, dan Jebakan Serimoni
Oleh SUHARTOKO Jika awal pemerintahan Kabupaten Gresik -- di bawah kepemimpinan Bupati Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) dan Wakil Bupati Amina...

Popular Posts
-
Oleh SUHARTOKO Suasana Ngaji Jurnalistik. Saya sengaja memilih diksi atau frase ‘Ngaji Jurnalistik’ ketimbang ‘Diklat’ (Pendidikan da...
-
BOGOR, KOMPAS.com - Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) memperkenalkan budi daya umbi porang sebagai potensi baru bercocok tanam ...
-
Bagi sebagian orang, menemukan uang dalam jumlah banyak milik orang lain, merupakan rezeki nomplok. Namun, tidak demikian dengan seorang tun...
No comments:
Post a Comment