Izinkan aku berlayar
untuk waktu yang aku tidak tahu kapan mesti berlabuh
Biarkan dulu kukayuh dayung
Mengarungi samudera dan skenario kehidupan yang Kau titahkan
Aku merasa belum pantas memasuki rumah
yang kata-Mu: mengalir sungai-sungai di bawahnya dan
terjaga oleh perawan-perawan yang selalu tampak muda dan
siap melayani
Masih terlalu berat tumpukan dosa yang terpanggul olehku
Bibir dan lidahku adalah dosa
Tangan dan kakiku adalah dosa
Mata dan telingaku juga dosa
Pikiran, angan, dan batinku masih juga berselimut dosa
Bahkan apa pun yang melekat di tubuhkan adalah dosa
Tak perlu Kau kirimkan utusan untuk menjemput dan
memaksaku pulang
Karena aku akan melangkah sendiri
dengan tuntunan risalah dan kereta ridlo-Mu
Karena itu:
Jauhkan aku dari dosa,
seperti jauhnya jarak antara masyrik dan maghrib
Sucikan aku dari dosa,
seperti sucinya kain putih dari kotoran
Bersihkan aku dari dosa,
dengan air, salju, dan embun kasih dan sayang-Mu
Bimbing aku merengkuh risalah dan mendekapnya erat-erat
dan menaiki kereta ridlo-Mu menuju rumah abadiku
Izinkan aku berlayar
untuk waktu yang aku tidak tahu kapan mesti berlabuh
Hingga terpatri kepastian
bahwa aku memang pantas memasuki rumah sorgaku
Surabaya: Rabu, 29 Mei 2013 @ Serambi Masjid
Baitul Ihsan, Tandes, selepas Dhuha
Menjelang akhir tahun, perlu muhasabah sebagai bahan koreksi dan perbaikan langkah hidup menuju tahun baru 2014.
ReplyDeleteMenjelang akhir tahun, perlu muhasabah sebagai bahan koreksi dan perbaikan langkah hidup menuju tahun baru 2014.
ReplyDelete