Adakah yang lebih indah
Dari tebalnya dinding yang menghadang pandangan
Juga sekat-sekat ruang penyembuhan di gedung tua ini
Yang terbayar dalam renggangnya jarak
dalam bias perasaan yang kian samar
Adakah yang lebih indah
Untuk sekadar melihat lesu wajahmu
Untuk sekadar menyaksikan sorot amarahmu
Untuk sekadar menyelami belenggu pikiranmu
Untuk sekadar memanggul beban batinmu
Untuk sekadar menghirup aroma kegalauanmu
Untuk sekadar memeluk dan menciummu
Adakah yang lebih indah
Dari sisa perjalanan malam dan tajamnya mata batin
Untuk menembus kokohnya dinding kerinduan
Yang terkubur oleh belenggu
keangkuhan semu
Lalu kita semai kembali benih keceriaan
Seperti dulu, ketika masa-masa indah berlabuh
Tak perduli meski harus terbayar dengan sunyi abadi
Adakah yang lebih indah
Dari setangkup senyum dan harapan
Untuk bangkit dari pekatnya peradaban maya
Menyambut asa dan masa depan gemilang
Menaklukkan dunia dan semesta angkaranya
Dalam kokoh genggamanmu
:anakku
Dalam pandu firman dan bingkai ridlo-Nya
Sidoarjo, 6 April 2013
(Dari RSAL dr. Ramelan
Surabaya untuk Ananda tercinta, Rusydan Nur Abdillah)
No comments:
Post a Comment