Thursday, June 24, 2010

Sekilas Mashartoko

Dilahirkan di sebuhan desa di wilayah administratif Kabupaten Gresik, Jawa Timur, 20 September 1966, orang tuaku ingin agar anaknya kelak menjadi guru. Ini pula yang kemudian dikondisikan dengan menempuh pendidikan khusus keguruan di IKIP Surabaya (kini Unesa) pada 1986 dan lulus pada 1990 pada jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, setelah sebelumnya aku menamatkan SMAN Krian (Sidoarjo), SMP, dan SD di desa kelahiranku.

Sayang, aku tidak bisa merealisasikan keinginan orang tua. Sebab, setelah lulus kuliah hingga kini aku belum pernah (secara resmi) menjadi guru di sekolah. Begitu lulus, aku lebih tertarik pada dunia jurnalistik. Karier di dunia tulis-menulis ini diawali dengan menjadi wartawan di Harian Sore Surabaya Post dan bertahan hingga koran yang pernah menjadi yang terbesar dan berpengaruh di Surabaya ini secara resmi dilikuidasi oleh pemiliknya, keluarga Toety Aziz pada 2002.

Semula aku ingin stop dari aktivitas jurnalistik setelah 12 tahun menjadi wartawan di Surabaya Post. Namun, untuk menghentikan niat ini tidaklah gampang, perlu perjuangan luar biasa untuk untuk mengubah mindset dan keluar meninggalkan jurnalis. Masa transisi ini bertahan hingga 3 tahun setelah terakhir tersandar di Harian Ekonomi Bisnis (Jawa Pos Group).Aku lalu memilih bekerja di perusahaan realestat dengan tetap menjadikan bidang komunikasi sebagai bekal berkarier, karena posisi yang aku ambil adalah bidang Corporate Communication. Bidang kehumasan ini bertahan hingga kini.

Sementara disiplin ilmu keguruan yang aku dapatkan di bangku kuliah aku lampiaskan dengan mengelola lembaga pendidikan dan sosial yang aku dirikan dengan beberapa jamaah masjid Al-Huda di desa kelahiranku, Lebaniwaras, Kec. Wringinanom, Gresik lewat Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YPSI) Al-Huda. Lembaga ini, kini mengelola pendidikan jenjang Play Group hingga SLTP, pesantren, panti asuhan, dan aktivitas dakwah lainnya. Masih di dunia pendidikan, aku juga ikut membidani berdirinya lembaga pendidikan Islam Terpadu (PGIT, TKIT, SDIT) lewat Yayasan Al Ibrah di kota Gresik.

No comments:

Post a Comment

Gresik Baru, Manut Kiai, dan Jebakan Serimoni

Oleh SUHARTOKO Jika awal pemerintahan Kabupaten Gresik -- di bawah kepemimpinan Bupati Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) dan Wakil Bupati Amina...

Popular Posts