Di depan cermin kuberkaca
kulihat sesosok tubuh berdiri tanpa suara
matanya memandang hina
menatapku penuh cela
senyum tipis di bibirnya hampir sirna
berhias seribu cerca
Terbersit sebuah rasa di hati
tentang kekufuran diri
tentang syukurku yang telah pergi
Di depan cermin kuberkaca
kulihat sesosok tubuh berdiri tanpa suara
matanya memandang penuh puja
menatapku penuh makna
senyum tipis di bibirnya seakan berkata
kau sangat sempurna
Terbersit sebuah rasa di hati
tentang kesombongan yang singgah di dalam diri
tentang keangkuhan tanpa kesadaran nurani
PujanggA
Tuesday, June 29, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Valentine Day dan Jebakan Ruang Hampa
Oleh SUHARTOKO TIAP kali memasuki bulan Februari, perhatian dan pikiran sebagian publik di negeri ini, tersedot pada momentum tahunan yang...
Popular Posts
-
Oleh SUHARTOKO Suasana Ngaji Jurnalistik. Saya sengaja memilih diksi atau frase ‘Ngaji Jurnalistik’ ketimbang ‘Diklat’ (Pendidikan da...
-
Penulis bersama Prof Budi Darma (kemeja putih) dan para pegiat literasi di Surabaya. ( Catatan Ringan Murid Kultural Mengenang Pro...
-
Catatan Pinggiran SUHARTOKO Judul di atas kiranya pas untuk disematkan pada penyelenggaraan pesta demokrasi, pemilihan kepala daerah (...
No comments:
Post a Comment