![]() |
Wagub Emil E. Dardak saat menyerahkan trofi kepada sang juara. |
Penghargaan berupa penyerahan trofi
atau piala kepada para juara merupakan pamuncak dari serangkaian program
‘Pelatihan dan Lomba Hidroponik Antarsekolah Se-Jatim’ yang saya kawal sejak 24
September 2018. Dan, puncak acara yang dilabeli dengan istilah awarding ini berakhir manis ketika Wakil
Gubernur Jawa Timur (Jatim), Emil Elestianto Dardak, berkenan hadir dan
menyerahkan piala yang disiapkan oleh panitia, Rabu (27/3/2019) lalu.
Tidak hanya berakhir manis. Awarding Lomba Hidroponik Antarsekolah
Se-Jatim yang dihelat di Gedung Tani Puspa Agro di kawasan Kec. Taman, Sidoarjo
ini juga menjadi tetenger bangkitnya
spirit melahirkan generasi muda yang bangga jadi petani dan generasi agropreneur, khususnya pada budi daya
produk pertanian dengan sistem hidroponik.
Karena itu tak heran jika Wagub
pasangan Gubernur Khofifah Indar Parawansa ini tak henti-hentinya membakar
semangat ratusan pelajar SMA/SMK yang datang dari berbagai daerah di Jatim itu
untuk tidak malu-malu menjadi petani. Bahkan
ia berpesan agar para pelajar tidak takut berwirausaha di bidang pertanian.
Jika dijalani secara serius, katanya, sektor pertanian tidak kalah menjanjikan
dari sektor lain.
Di komplek pusat perdagangan agro Puspa
Agro itu, Wagub Emil menyerahkan penghargaan berupa piala kepada juara I lomba hidroponik
tingkat Jatim yang diraih kelompok SMKN
Udanawu, Blitar. Juara II diraih SMKN 1 Bojonegoro, disusul SMAN 3 Lamongan
sebagai juara III. Sementara juara
harapan I dan II masing-masing diraih SMKN 1 Trenggalek dan SMAN 1 Kencong,
Jember.
Awarding
merupakan puncak program pelatihan dan lomba hidroponik antarsekolah se-Jatim
kerja sama PT Puspa Agro dan Dinas Pendidikan Jatim. Selain juara tingkat
provinsi, panitia juga mengukuhkan para juara di tingkat kabupaten/kota di
berbagai daerah di Jatim.
“Ayo, di antara yang hadir ini, ada
yang kepingin jadi pengusaha?” tanya Emil yang langsung direspon sejumlah siswa
dengan mengacungkan tangan.
Wagub yang mantan bupati Trenggalek dan
suami artis Arumi Bachsin ini lalu melanjutkan pertanyaan,” Ada yang ingin
menjadi petani?”
Tanpa menunggu respon para siswa yang
datang dari berbagai daerah di Jatim itu, Emil meyakinkan, sektor pertanian
juga memberikan harapan bagus untuk ditekuni. Karena itu, ia minta generasi
muda, khususnya pelajar SMA/SMK tidak ragu-ragu menekuni bisnis di bidang
pertanian.
“Salah satunya ya lewat hidroponik
ini. Ini program bagus yang harus ditindaklanjuti karena pertanian model
hidroponik tak memerlukan lahan luas. Dan, ke depan bisa dikembangkan ke bidang
pertanian lainnya,” ujar Emil memompa semangat.
Sementara Dirut Puspa Agro Abdullah
Muchibuddin mengungkapkan, program itu merupakan bentuk kepedulian manajemen
kepada generasi muda agar bangga menjadi petani, di antaranya menekuni
hidroponik. Diharapkan, selain melengkapi keterampilan yang diperoleh di
sekolah, berhidroponik juga menjadi alternative berwirausaha, khususnya di
bidang pertanian.
“Moga-moga apa yang diraih adik-adik
dalam berkarya, khususnya dalam budi daya pertanian dengan sistem hidropinik
saat ini akan menjadi pemicu dan pemacu , serta pionir bagi sekolah-sekolah
lain di daerah masing-masing,” kata Udin.
![]() |
Berpose dengan peserta pelatihan hidroponik. |
Diawali dari Madiun Berakhir di Surabaya
Tim Pelatihan dan Lomba Hidroponik antarsekolah
se-Jatim ini mengakhiri putaran pertama programnya --sebagai pilot project-- di Surabaya. Diharapkan,
pelaksanaan program kerja sama Dinas Pendidikan Provinsi Jatim dengan PT Puspa
Agro ini, kembali bergulir awal tahun 2019.
Dengan misi, di antaranya menyiapkan
generasi agropreneur dari kawula
muda, program Pelatihan dan Lomba Hidroponik Antar-Sekolah Se-Jatim diawali
dari kota Madiun, 24 September 2018. Tim lalu bergerak membakar semangat dan
melatih para siswa SMA/SMK di Jember, Lumajang, Jombang, dan Ponorogo.
Tim kembali memotivasi dan memberikan
pelatihan kepada siswa-siswa SMA/SMK di wilayah Kab. Ngawi dan diteruskan ke
Bojonegoro pada 17-18 Oktober 2018. Dari kawasan Pantura, tim kembali ke daerah
Mataraman dengan memberikan pelatihan dan lomba hidroponik kepada siswa-siswa
di Trenggalek , Tulungagung, dan Kediri-Blitar.
Dari kota tahu ini pelatihan bergesar
ke Mojokerto, Tuban, dan Lamongan. Putaran pertama program ini lalu berakhir di
aula Cabang Dinas Pendidikan wilayah Surabaya di Jl. Jagir Wonokromo, Rabu, 21
November 2018. Pada pelatihan terakhir putaran pertama ini, siswa SMA/SMK yang
mengikuti pelatihan dan lomba beras dari Probolinggo, Malang, Gresik, dan
Bangkalan.
“Ini program sangat bagus karena tidak
hanya memberikan bekal pengetahuan, tetapi sekaligus keterampilan sebagai bekal
anak-anak untuk mandiri secara ekonomi. Moga-moga program ini terus berlanjut
dengan menjangkau sekolah atau siswa lebih banyak lagi. Dan, kepada anak-anak,
saya minta program ini diikuti sebaik-baiknya, karena manfaatnya kembali kepada
kalian. Kalian siap?” ujar Kepala Cabang DInas Pendidikan Wilayah Surabaya, Dr
Sukaryanto, MSi.
Pelatihan yang dibimbing oleh tim
khusus bentukan PT Puspa Agro (anak perusahaan PT Jatim Grha Utama/BUMD milik
Pemprov Jatim) ini tidak sekadar memberikan pengetahuan dan keterampilan
tentang hidroponik. Lebih dari itu, peserta dikawal hingga mampu mempraktikkan
budi daya sayur dengan sistem hidroponik, mulai tahapan membuat instalasi,
semai hingga panen. Karena itu, usai pelatihan sehari, tim memberikan pendampingan
secara on line selama 35 hari.
Untuk menguji keseriusan peserta, juga
dibarengi dengan lomba yang memperebutkan trofi dan hadiah uang pembinaan dari
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur. Laporan progres budi daya hidroponik hasil
pelatihan wajib dilaporkan kepada tim sepekan sekali lewat grup WA yang
dibentuk oleh tim. Forum itu sekaligus disiapkan sebagai media komunikasi dan
konsultasi oleh peserta kepada tim ahli.
Tentang materi pelatihan, meliputi
dasar-dasar hidroponik, pengenalan media hidroponik, praktik pembuatan
instalasi hidroponik, persemaian, aplikasi nutrisi, dan membuat produk olahan
tanaman hidroponik. Pelatihan diberikani karena menyadari makin jauhnya
sebagian masyarakat dari dunia pertanian, terutama para kawula mudanya. Karena
itu, pelatihan hidroponik diberikan kepadapara
pelajar dan guru SMA/SMK
se-Jatim.
Boleh jadi, program ini hanya sedulit bentuk kepedulian kepada
generasi muda agar menyiapkan dirinya dan eksis di masyarakat ketika lulus
sekolah. Bisa jadi pula, ini baru pada tataran obsesi untuk mengantarkan
anak-anak muda ini menjadi generasi entrepreneur.
Namun yang perlu dicatat, program ini pastilah memiliki magnet positif untuk
melahirkan terobosan-terobosan baru dalam konteks membangun kepedulian kepada
generasi muda bangsa. (*)
No comments:
Post a Comment